Kamis, 01 September 2016

Refleksi Muspas dan Menyongsong MusPas 2017” Paroki Santo Yoseph Sidareja

Berikut adalah hasil Refleksi dan Evaluasi yang dilakukan Paroki Santo Yoseph Sidareja terhadap Muspas III Keuskupan Purwokerto yang telah dilaksanakan bersama pada Selasa, 30 Agustus 2016, pukul 17.00 – 20.50 WIB dengan peserta dari Pengurus Harian DPP, Ketua-ketua Bidang, beberapa Koordinator Tim Kerja aktif dan Mantan Koorddinator Tim Kerja, Ketua Lingkungan / Ketua  Stasi:
A.       Berikut evaluasi capaian terhadap 5 fokus selama tahun 2012 – 2016.
Ø  Tahun 2012 : Sosialisasi dan Programasi berbasis data, kegiatan yang telah dilakukan:
1.     Sosialisasi Hasil Muspas Kepada DPP , Tim –tim Kerja, Ketua Lingkungan dan Stasi serta kelompok kategorial dilakukan bersama di Gereja dan di tingkat stasi / kelompok  kategorial pada saat pertemuan di stasi (misa stasi, pendalaman iman, pertemuan rutin mingguan/bulanan di stasi-stasi)è telah dilakukan dan terlaksana.
2.     Programasi berbasis data:
-        Pengenalan sistem pendataan berbasis  online / IT oleh keuskupan dan petugas di paroki
-        Perencanaan Pendataan,
-        Penyiapan petugas pendataan  dan pembekalan/pelatihan
-        Pembagian form, teknik pengisian, pelaksanaan dan entri data ke server Sistem Informasi Data Umat Katolik  (SIDUK) di keuskupan.
-        Cetak data-data statistik paroki serta Kartu Keluarga Katolik se paroki è telah dilakukan dan terlaksana dengan baik.

Pencapaian indikator : kegiatan-kegiatan sosialisasi dan programasi berbasis data telah tercapai sehingga data-data yang berhubungan dengan statistik paroki secara kualitatif dan kuantitatif dapat diketahui serta telah tercetaknya KK katolik di paroki.  

Ø  Tahun 2013 : Pembinaan Iman, kegiatan yang telah dilakukan
1.   Perseketuan doa
2.   Pendalaman Iman di Stasi / LingkunganI,
3.   Pendalaman Kitab Suci
4.   Ziarah, ke Goa Maria Kerep Ambarawa
5.   Lomba - lomba BKSN antar keluarga dlm rangka menjadikan keluaraga sebagai tempat pewarisan dan pembinaan iman.
6.   Pembinaan Katekis voluntir  (pernah ada)
7.   Katekese iman umat (sakramen, liturgi, moral kristiani)
8.   Mulai  tahun  2015 sudah tersedia ruang TBR, yang sebelumnya buku-buku dibawa keliling ke stasi-stasi untuk dipinjamkan.

Pencapaian indikator : kegiatan-kegiatan ini mencapai sasaran, iman umat makin mendalam, keluarga terbantu; pastor paroki terlibat , TBR sangat mendukung  pembinaan iman.


Ø  Tahun 2014 : Paguyuban Pemberdayaan, pencapai kegiatan antara lain:
1.   Terbentuknya kelompok-kelompok paguyuban-paguyuban pemberdayaan (KBG) di beberapa stasi dan lingkungan
2.   Pertemuan prodiakon paroki secara rutin tiap bulan
3.   Pertemuan Ibu-ibu Gereja, terdiri antar lingkungan/stasi sehingga terjalin dan terjadi komunikasi yang baik untuk membangun sebuah paguyuban menjadi lebih hidup dan bermakna.
4.   Pertemuan guru-guru (katolik) di lingkungan paroki, menjadi sarana untuk saling meneguhkan karena dalam paguyuban tersebut bercampur antara guru swasta dan PNS yang secara ekonomi pada masa-masa akhir ini “agak berbeda”
5.   Terbentuk PDKK (Persekutuan Doa Karismatik Katolik ), paguyuban ini terbentuk lintas stasi dan lingkungan di paroki
6.   Terbentuknya kelompok tabungan peduli kasih yang mulai mengarah membantu kehidupan lembaga atau paguyuban
7.   Terbentuk kepengurusan DPP dengan lebih banyak melibatkan orang muda sebagai regenerasi pada periode 3  tahun ke depan.
8.   Warga banyak melakukan aksi nyata sebagai tanggapan terhadap keprihatinan di kelompok / paguyuban, sebagai ungkapan iman
9.   Umat mulai lebih berani berpendapat / mengungkapkan imannya lewat metode sharing Injil/Iman yang pada tahun tersebut mulai diperkenalkan dan digunakan sampai beberapa tahun., sebelumnya umat lebih pasif (pada metode katekese umat).

Pencapaian indikator: umat semakin menyadari tujuan bersama sebagai paguyuban, telah menciptakan regenerasi gereja dalam kepengurusan lembaga di gereja (paroki, stasi, lingkungan), komunikasi antar warga gereja / paguyuban menjadi semakin terjalin dan efektif.

Ø  Tahun 2015 : Kerasulan Pendidikan, beberapa kegiatan yang telak dilakukan antara lain:
1.   Pendataan guru  katolik di sekolah negeri, bisa menjadikan mereka sebagai sara melakukan kerasulan di lembaga-lembaga di luar gereja.
2.   Pendataan siswa katolik di sekolah negeri, akan memudahkan pelayanan dalam iman (dengan memberikan pelajaran agama yang sesuai)
3.   Misa pelajar, menjalin persaudaran diantara siswa / pelajar se paroki yang  mempunyai wilayah cukup luas dan beragam status sosialnya, mereka bisa membaur dalam kebersamaan
4.   Seminar guru, meningkatkan SDM guru, intelektual dan aspek sosial menggereja
5.   Para guru-guru katolik mulai berperan dalam pembinaan lewat pengajaran agama katolik di sekolah negeri yang selama ini anak katolik tidak mendapatkan pelayanan yang cukup bahkan cenderung tidak terlayani sama sekali 
6.   Pemberian beasiswa (anak-anak Panti Asuhan Kasih Sepanjang Masa, SD Pius di paroki),  banyak anak karena keterbatasan dana sehingga kesempatan untuk belajar menjadi tidak bisa ia dapatkan, dengan kegiatan ini diharapkan akan  memberikan kesempatan belajar terhadap anak yang secara finansial terbatas.
7.   Bantuan dana untuk kerasulan bidang pendidikan lewat dana alokasi khusus paroki
Pencapaian indikator: umat dan orang muda (anak usia sekolah/pelajar) semakin terbentuk menjadi berkepribadian (spiritual, humanis, juga akademis/intelektual), di lembaga sekolah-sekolah non katolik mulai terbentuk saling menghargai dalam perbedaan (pluralis), para guru katolik mulai menyadari dan menghayati profesinya sebagai panggilan hidupnya, para guru dengan peningkatan SDM lewat pertemuan/seminar menjadi lebih berkembang aspek-aspek yang harus dimiliki oleh guru (profesional, pedagogis, sosial, dan kepribadian), telah terdanya siswa – siswa katolik dan guru-guru katolik separoki, terbentuknya persekutuan antar guru katolik dan siswa, telah terjadinya kepedulian untuk memberi kesempatan bagi anak yang tidak berkesempatan bersekolah atau putus sekolah (beasiswa).

Ø  Tahun 2016 : Pengendapan, Syukur dan Evaluasi, paroki telah mengisi dengan kegiatan:
·       Misa syukur keluarga se dekenat selatan (19 Juli 2016) di Paroki Sidareja yang dihadiri oleh seluruh romo-romo sedekenat selatan, umat dari seluruh lingkungan-lingkungan, umat dari seluruh stasi-stasi, kelompok – kelompok kategorial, sehingga misa syukur ini sungguh menjadi bermakna, mengakrabkan, menguatkan, memotivasi lewat kegiatan kebersamaan tersebut.

B.       Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan fokus-fokus pastoral di paroki/stasi/ lingkungan/ kelompok kategorial paroki; kami memberikan tanggapan bahwa fokus-fokus pastoral yang dibuat belum / tidak langsung membantu mengingatkan, membantinkan dan mewujudkan visi keuskupan.

C.       Dari pengalaman dalam melaksanakan fokus-fokus pastoral di paroki dari hasil Muspas III ada beberapa harapan kami untuk Muspas  tahun 2017 yang berkaitan khususnya “dalam kerjasama dengan umat setempat yang berkeyakinan lain” umat / gereja:
1.   Dapat berinteraksi di masyarakat, tidak ekslusif (terbatas dikelompok)
2.   Lebih memberdayakan komisi/tim kerja kerawam (misalnya dalam FKUB baik tingkat kecamatan, kabupaten)
3.   Memunculkan inspirator (yang pluralis, misalnya Romo Carolus)
4.   Mengadakan kegiatan dialog kehidupan.

Demikian hasil refleksi dan evaluasi terhadap Muspas III yang bisa kami sampaikan kepada Panitia Muspas tahun 2016, serta beberapa masukan dan harapan untuk Muspas tahun 2017, akhirnya selamat mempersiapkan Muspas 2017 semoga terlaksana, berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Berkah Dalem.

Sidareja, 31 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar