Berikut
adalah hasil Refleksi dan Evaluasi yang dilakukan Paroki Santo Yoseph Sidareja
terhadap Muspas III Keuskupan Purwokerto yang telah dilaksanakan bersama pada
Selasa, 30 Agustus 2016, pukul 17.00 – 20.50 WIB dengan peserta dari Pengurus
Harian DPP, Ketua-ketua Bidang, beberapa Koordinator Tim Kerja aktif dan Mantan
Koorddinator Tim Kerja, Ketua Lingkungan / Ketua Stasi:
A.
Berikut evaluasi
capaian terhadap 5 fokus selama tahun 2012 – 2016.
Ø
Tahun 2012 :
Sosialisasi dan Programasi berbasis data, kegiatan yang telah dilakukan:
1.
Sosialisasi Hasil
Muspas Kepada DPP , Tim –tim Kerja, Ketua Lingkungan dan Stasi serta kelompok
kategorial dilakukan bersama di Gereja dan di tingkat stasi / kelompok kategorial pada saat pertemuan di stasi (misa
stasi, pendalaman iman, pertemuan rutin mingguan/bulanan di stasi-stasi)è telah dilakukan dan terlaksana.
2.
Programasi berbasis
data:
-
Pengenalan sistem
pendataan berbasis online / IT oleh
keuskupan dan petugas di paroki
-
Perencanaan
Pendataan,
-
Penyiapan petugas
pendataan dan pembekalan/pelatihan
-
Pembagian form,
teknik pengisian, pelaksanaan dan entri data ke server Sistem Informasi Data
Umat Katolik (SIDUK) di keuskupan.
-
Cetak data-data
statistik paroki serta Kartu Keluarga Katolik se paroki è telah dilakukan dan terlaksana dengan baik.
Pencapaian
indikator : kegiatan-kegiatan
sosialisasi dan programasi berbasis data telah tercapai sehingga data-data yang
berhubungan dengan statistik paroki secara kualitatif dan kuantitatif dapat
diketahui serta telah tercetaknya KK katolik di paroki.
Ø
Tahun 2013 : Pembinaan Iman, kegiatan yang telah dilakukan
1.
Perseketuan doa
2.
Pendalaman Iman
di Stasi / LingkunganI,
3.
Pendalaman Kitab
Suci
4.
Ziarah, ke Goa
Maria Kerep Ambarawa
5.
Lomba - lomba
BKSN antar keluarga dlm rangka menjadikan keluaraga sebagai tempat pewarisan
dan pembinaan iman.
6.
Pembinaan Katekis
voluntir (pernah ada)
7.
Katekese iman
umat (sakramen, liturgi, moral kristiani)
8.
Mulai tahun
2015 sudah tersedia ruang TBR, yang sebelumnya buku-buku dibawa keliling
ke stasi-stasi untuk dipinjamkan.
Pencapaian
indikator : kegiatan-kegiatan ini
mencapai sasaran, iman umat makin mendalam, keluarga terbantu; pastor paroki
terlibat , TBR sangat mendukung pembinaan
iman.
Ø
Tahun 2014 : Paguyuban Pemberdayaan, pencapai kegiatan antara lain:
1.
Terbentuknya
kelompok-kelompok paguyuban-paguyuban pemberdayaan (KBG) di beberapa stasi dan
lingkungan
2.
Pertemuan
prodiakon paroki secara rutin tiap bulan
3.
Pertemuan Ibu-ibu
Gereja, terdiri antar lingkungan/stasi sehingga terjalin dan terjadi komunikasi
yang baik untuk membangun sebuah paguyuban menjadi lebih hidup dan bermakna.
4.
Pertemuan
guru-guru (katolik) di lingkungan paroki, menjadi sarana untuk saling
meneguhkan karena dalam paguyuban tersebut bercampur antara guru swasta dan PNS
yang secara ekonomi pada masa-masa akhir ini “agak berbeda”
5.
Terbentuk PDKK
(Persekutuan Doa Karismatik Katolik ), paguyuban ini terbentuk lintas stasi dan
lingkungan di paroki
6.
Terbentuknya
kelompok tabungan peduli kasih yang mulai mengarah membantu kehidupan lembaga
atau paguyuban
7.
Terbentuk
kepengurusan DPP dengan lebih banyak melibatkan orang muda sebagai regenerasi
pada periode 3 tahun ke depan.
8.
Warga banyak
melakukan aksi nyata sebagai tanggapan terhadap keprihatinan di kelompok /
paguyuban, sebagai ungkapan iman
9.
Umat mulai lebih
berani berpendapat / mengungkapkan imannya lewat metode sharing Injil/Iman yang
pada tahun tersebut mulai diperkenalkan dan digunakan sampai beberapa tahun.,
sebelumnya umat lebih pasif (pada metode katekese umat).
Pencapaian
indikator: umat semakin menyadari
tujuan bersama sebagai paguyuban, telah menciptakan regenerasi gereja dalam kepengurusan
lembaga di gereja (paroki, stasi, lingkungan), komunikasi antar warga gereja /
paguyuban menjadi semakin terjalin dan efektif.
1.
Pendataan guru katolik di sekolah negeri, bisa menjadikan
mereka sebagai sara melakukan kerasulan di lembaga-lembaga di luar gereja.
2.
Pendataan siswa
katolik di sekolah negeri, akan memudahkan pelayanan dalam iman (dengan
memberikan pelajaran agama yang sesuai)
3.
Misa pelajar,
menjalin persaudaran diantara siswa / pelajar se paroki yang mempunyai wilayah cukup luas dan beragam
status sosialnya, mereka bisa membaur dalam kebersamaan
4.
Seminar guru,
meningkatkan SDM guru, intelektual dan aspek sosial menggereja
5.
Para guru-guru
katolik mulai berperan dalam pembinaan lewat pengajaran agama katolik di
sekolah negeri yang selama ini anak katolik tidak mendapatkan pelayanan yang
cukup bahkan cenderung tidak terlayani sama sekali
6.
Pemberian
beasiswa (anak-anak Panti Asuhan Kasih Sepanjang Masa, SD Pius di paroki), banyak anak karena keterbatasan dana sehingga
kesempatan untuk belajar menjadi tidak bisa ia dapatkan, dengan kegiatan ini
diharapkan akan memberikan kesempatan
belajar terhadap anak yang secara finansial terbatas.
7.
Bantuan dana untuk
kerasulan bidang pendidikan lewat dana alokasi khusus paroki
Pencapaian
indikator: umat dan orang muda (anak
usia sekolah/pelajar) semakin terbentuk menjadi berkepribadian (spiritual,
humanis, juga akademis/intelektual), di lembaga sekolah-sekolah non katolik
mulai terbentuk saling menghargai dalam perbedaan (pluralis), para guru katolik
mulai menyadari dan menghayati profesinya sebagai panggilan hidupnya, para guru
dengan peningkatan SDM lewat pertemuan/seminar menjadi lebih berkembang
aspek-aspek yang harus dimiliki oleh guru (profesional, pedagogis, sosial, dan
kepribadian), telah terdanya siswa – siswa katolik dan guru-guru katolik
separoki, terbentuknya persekutuan antar guru katolik dan siswa, telah
terjadinya kepedulian untuk memberi kesempatan bagi anak yang tidak
berkesempatan bersekolah atau putus sekolah (beasiswa).
Ø
Tahun 2016 : Pengendapan, Syukur dan Evaluasi, paroki telah mengisi dengan kegiatan:
·
Misa syukur
keluarga se dekenat selatan (19 Juli 2016) di Paroki Sidareja yang dihadiri
oleh seluruh romo-romo sedekenat selatan, umat dari seluruh
lingkungan-lingkungan, umat dari seluruh stasi-stasi, kelompok – kelompok
kategorial, sehingga misa syukur ini sungguh menjadi bermakna, mengakrabkan,
menguatkan, memotivasi lewat kegiatan kebersamaan tersebut.
B.
Berdasarkan
pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan fokus-fokus pastoral di paroki/stasi/
lingkungan/ kelompok kategorial paroki; kami memberikan tanggapan bahwa fokus-fokus
pastoral yang dibuat belum / tidak langsung membantu mengingatkan, membantinkan
dan mewujudkan visi keuskupan.
C.
Dari pengalaman
dalam melaksanakan fokus-fokus pastoral di paroki dari hasil Muspas III ada
beberapa harapan kami untuk Muspas tahun
2017 yang berkaitan khususnya “dalam kerjasama dengan umat setempat yang
berkeyakinan lain” umat / gereja:
1. Dapat berinteraksi di masyarakat,
tidak ekslusif (terbatas dikelompok)
2. Lebih memberdayakan komisi/tim kerja
kerawam (misalnya dalam FKUB baik tingkat kecamatan, kabupaten)
3. Memunculkan inspirator (yang pluralis,
misalnya Romo Carolus)
4. Mengadakan kegiatan dialog kehidupan.
Demikian
hasil refleksi dan evaluasi terhadap Muspas III yang bisa kami sampaikan kepada
Panitia Muspas tahun 2016, serta beberapa masukan dan harapan untuk Muspas
tahun 2017, akhirnya selamat mempersiapkan Muspas 2017 semoga terlaksana,
berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Berkah Dalem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar